Takdir, Ialah sesuatu unik yang kita harus percaya namun tidak tahu akan dibawa kemana..
seperti
4 April yang lalu, sebuah surat pengumuman yg terpindai telah membawa
jiwa-jiwa di Asrama itu ke berbagai penjuru negara kita, Indonesia...
Manokwari itu Indonesia
demikian pula Luwuk, Timika, Tahuna, dan Toli-toli
atau sekalipun daerah itu bernama Bireun
Indonesia itu luas, lautan indah yang pastinya masing-masing dari kita belum pernah terombang-ambing diatasnya
Indonesia itu luas, daratan menghampar di belasan bahkan puluhan ribu pulau yang menanti untuk kita jelajahi
jadi takdir 4 April itu telah memutuskan
untuk mengirim si Sulung berbadan besar ini ke kota Legenda
sebutlah kota itu Bau-Bau
letaknya berada di Pulau Buton, di bawah kaki pulau sulawesi..
menjadi legenda di sebuah kampus bernama STAN, karena ketidakberuntungan itu jika anda dapat tugas di kota berulang,
seperti bau-bau, toli-toli, fakfak, pare-pare dan masih banyak lagi
tapi buat saya pribadi itu adalah sebuah tantangan,
untuk bagaimana bisa menerima takdir yang ada
sebagai akibat saya kurang belajar atau terlalu banyak bermalas-malasan di masa lampau(baca: masa perkuliahan)
saya tidak takut, juga tidak sedikitpun gentar,
kekhawatiran terbesar adalah tentang sebuah perasaan yang terpaut pada seorang perempuan, di ujung bandung selatan sana
bagaimanakah dengan hubungan kami?
sebuah hubungan unik penuh keseriusan yang terhambat berbagai konflik,
tentang adat istiadat, status dia, bahkan materi...
Hidup tidak pernah mudah
life is never flat kata agnes monica dalam sebuah iklan
terlalu banyak yang bisa kita khawatirkan dalam hidup,
tapi kunci kebahagiaan bukanlah sedikit atau banyaknya yg harus kita pikirkan,
melainkan bagaimana cara kita berpikir
maka, cepat atau lambat si Sulung berbadan besar ini akan bertualang,
mungkin tidak hanya ke Pulau Buton,
tapi pulau-pulau lainnya di negara ber-Pancasila ini
oleh sebab itu, jalani saja semuanya
karena Tuhan selalu memberi yang terbaik bagi Mahluk-Nya
tinggal bekerja dan belajar serta berdo'a sebaik-baiknya saja
Hidup ini Indah !!!
Monday, April 15, 2013
Wednesday, November 21, 2012
Tertunda Lagi
"Pak, Insyaalloh Tgl 1 Oktober Argo udah jalan,
ya Pak argo CPNS yang insyaalloh saya dapet gaji gak cuma 850rb sebulan..
saya cpns pak, insyaalloh bentar lg PNS,
bisa ngidupin diri sendiri dan anak bapak, insyaalloh"
kalimat terakhir adalah apa yang tak berani tersampaikan
juga dengan kalimat
"Pak saya mencintai anak bapak Karena Alloh, maka saya meminta izin dari bapak agar ridho Alloh itu bisa kami dapat,
ya pak, saya melamar anak bapak
menikahnya bisa nanti setelah teteh, anak kedua bapak lebih dulu menikah
kami bisa bersabar pak menunggu teteh, insyaalloh"
itu
kalimat itu cuma terucap dalam hati
tertunda untuk yang kesekian kali, lagi dan lagi..
membuat ketidakjelasan apa yang terjadi antara saya dan anak si bapak itu terus berlanjut.
Hanya pernikahanlah satu-satunya Hubungan antara saya dan anak bapak itu yang Sah dan diridhoi di mata Alloh
tapi saya terlalu takut dengan bagaimana masa depan akan terjadi
saya tidak takut jika tidak menjadi PNS
saya hanya takut, bagaimana menunaikan kewajiban menafkahi istri, jikalau kewajiban menafkahi sendiri saja masih jauh dari kata layak
bukankah rezeki Alloh berlimpah dan tersebar di seluruh penjuru bumi?
ya memang, tapi...
semakin banyak kata tapi semakin jauh dari mimpi
mimpi tentang bagaimana kami berbahagia berdua membangun sebuah istana penuh berkah yang bernama keluarga
tak apa mungkin,
hanya beberapa balikan rembulan lagi sebelum saya berani,
mengutarakan apa yg disebut keinginan dan janji
bahwa saya akan menikahi si putri bapak itu, tentu saja setelah ia lulus, dan kakak perempuannya lebih dulu menikah
semoga
ya semoga
saya hanya bisa berdo'a sembari mempersiapkan diri
karena peperangan dengan kehidupan yang keras baru saja dimulai
NB:
dibuat dengan penuh kesadaran dan semangat untuk jadi lebih baik lagi
ya Pak argo CPNS yang insyaalloh saya dapet gaji gak cuma 850rb sebulan..
saya cpns pak, insyaalloh bentar lg PNS,
bisa ngidupin diri sendiri dan anak bapak, insyaalloh"
kalimat terakhir adalah apa yang tak berani tersampaikan
juga dengan kalimat
"Pak saya mencintai anak bapak Karena Alloh, maka saya meminta izin dari bapak agar ridho Alloh itu bisa kami dapat,
ya pak, saya melamar anak bapak
menikahnya bisa nanti setelah teteh, anak kedua bapak lebih dulu menikah
kami bisa bersabar pak menunggu teteh, insyaalloh"
itu
kalimat itu cuma terucap dalam hati
tertunda untuk yang kesekian kali, lagi dan lagi..
membuat ketidakjelasan apa yang terjadi antara saya dan anak si bapak itu terus berlanjut.
Hanya pernikahanlah satu-satunya Hubungan antara saya dan anak bapak itu yang Sah dan diridhoi di mata Alloh
tapi saya terlalu takut dengan bagaimana masa depan akan terjadi
saya tidak takut jika tidak menjadi PNS
saya hanya takut, bagaimana menunaikan kewajiban menafkahi istri, jikalau kewajiban menafkahi sendiri saja masih jauh dari kata layak
bukankah rezeki Alloh berlimpah dan tersebar di seluruh penjuru bumi?
ya memang, tapi...
semakin banyak kata tapi semakin jauh dari mimpi
mimpi tentang bagaimana kami berbahagia berdua membangun sebuah istana penuh berkah yang bernama keluarga
tak apa mungkin,
hanya beberapa balikan rembulan lagi sebelum saya berani,
mengutarakan apa yg disebut keinginan dan janji
bahwa saya akan menikahi si putri bapak itu, tentu saja setelah ia lulus, dan kakak perempuannya lebih dulu menikah
semoga
ya semoga
saya hanya bisa berdo'a sembari mempersiapkan diri
karena peperangan dengan kehidupan yang keras baru saja dimulai
NB:
dibuat dengan penuh kesadaran dan semangat untuk jadi lebih baik lagi
Di ujung pelangi
Di ujung pelangi aku menemukanmu
Tersipu malu seolah menanti kehadiranku
Seperti halnya aku menanti mentari setelah hujan angin siang ini
Aku berkata rindu, seolah dirimu adalah milikku
Tapi sekejap saja kusadar, bahwa ternyata aku dan kamu itu semu
Karena pelangi hadir tak lama tanpa sebuah ikatan yang hakiki
Dan mimpi2 hanya akan jadi selalu jadi angan selama ia tak dipatenkan
Dalam sebuah ikatan dimana: aku dan kamu dan Tuhan kita bersama dalam sebuah ijab
Untuk menjadi bersama menjaga pelangi tak hilang kembali
Menjadikan pelangi tangga2 menuju surga yang abadi
Menjadikan kebahagiaan tumbuh subur laiknya ilalang di musim hujan
Dan kebahagiaan kita tak perlu lagi bersembunyi, karena dunia tahu, aku telah menemukanmu di ujung pelangi
Dan kamu adalah milikku
Dan kita adalah milik Tuhan
Nb: untuk gadis di ujung pelangi, semoga kita segera berada di bawah ikatan yg diridhoi Alloh dan kedua orangtua kita
Tersipu malu seolah menanti kehadiranku
Seperti halnya aku menanti mentari setelah hujan angin siang ini
Aku berkata rindu, seolah dirimu adalah milikku
Tapi sekejap saja kusadar, bahwa ternyata aku dan kamu itu semu
Karena pelangi hadir tak lama tanpa sebuah ikatan yang hakiki
Dan mimpi2 hanya akan jadi selalu jadi angan selama ia tak dipatenkan
Dalam sebuah ikatan dimana: aku dan kamu dan Tuhan kita bersama dalam sebuah ijab
Untuk menjadi bersama menjaga pelangi tak hilang kembali
Menjadikan pelangi tangga2 menuju surga yang abadi
Menjadikan kebahagiaan tumbuh subur laiknya ilalang di musim hujan
Dan kebahagiaan kita tak perlu lagi bersembunyi, karena dunia tahu, aku telah menemukanmu di ujung pelangi
Dan kamu adalah milikku
Dan kita adalah milik Tuhan
Nb: untuk gadis di ujung pelangi, semoga kita segera berada di bawah ikatan yg diridhoi Alloh dan kedua orangtua kita
Subscribe to:
Comments (Atom)